Baru saya sadari, ternyata mencapai fokus itu mudah.
Apabila fokus tercapai, kita akan sangat mudah menyerap ilmu, menghapal, mengerjakan sesuatu dengan cepat, mobilitas tinggi, Fokus mempermudah kita bergerak dan meringankan jalan kita. Fokus juga mempertajam pikiran kita dan membuat kita dapat memproritaskan kegiatan kita, ... dll. Banyak sekali keuntungannya.
Sebenarnya kita terlahir dengan kemampuan konsentrasi yang sangat dahsyat. Itu sudah fitrah.
Sewaktu kita kecil, kita sangat mudah menyerap berbagai hal yang datang kepada kita, tapi semakin dewasa, otak kita mulai banyak pertimbangan yang kadang tidak diperlukan. Sering kali pertimbangan ini menghalangi fokus.
Apa yang menghalangi fokus?: KRITIK.
Fokus bisa tercapai kalau kita mempunyai keseimbangan dan kesatuan arah antara: Spiritual, Mental, Emosional dan Fisikal.
Kuncinya kita harus tahu apa yang kita ingin capai terlebih dahulu agar ke empat elemen ini menyatu.
Kritik menganggu fokus, otak kita cenderung 'bergerak' terus. Sukar berfikir satu hal dalam waktu yang lama. Bahkan, tidak memikirkan apa-apa saja sulitnya bukan main. Sudah pernah mencoba membayangkan 'Blank' selama 10 menit?.. 1 menit saja susah.
Begitulah cara kerja otak yang dikaruniakan kepada kita. Terus bergerak tanpa arah. Hanya Jiwa kita yang bisa mengendalikannya.
Kritik adalah penghalang besar fokus, dan kritik ini dibagi menjadi dua jenis: Kesombongan dan Keraguan. Keduanya suka 'berbunyi' di otak kita tanpa kita undang.
Suara-suara bernada sombong seperti "ah gampang, ah gitu aja mudah... dll" dan suara keraguan itu seperti "Ah, saya tidak mungkin dapat melakukan itu, tidak mungkin, ...dll". Semakin kita dengarkan percakapan otak kita sendiri sering kali berakhir dengan kemalasan atau tidak fokus.
Pernah terjadi pada anda?
Nah, cara saya nih.. menggunakan imajinasi untuk membantu kita.
Misalnya: saya menginginkan menyelesaikan bahan presentasi untuk meeting. Saya tentukan dulu langkah-langkah yang saya ingin kerjakan. Lalu, saya mendengarkan baik-baik apa yang menghalangi saya berfikir.
ada suara seperti "lihat saja nanti, ngapain cape-cape mempersiapkan?"
ada suara lain: "Gimana soal ini- itu.. bla bla bla".
Baru saya mulai langkah ini:
- Baca Basmallah, ini mempertegas bahwa yang kita kerjakan merupakan rangkaian kegiatan ibadah.
- Tenangkan diri setenang-tenangnya dengan merasakan seluruh hal yang terjadi pada tubuh.
Bayangkan suara yang ada di otak mempunyai badan dan kepala, persis seperti orang lagi berpidato.
Bayangkan lagi muka yang sedang berbicara itu seperti badut yang nggak lucu dan jelek.
Bayangkan kepalanya meledak , DOR!!!,.. dan tubuhnya jatuh.
Sekarang saya memperhatikan di pikiran bahwa suara itu sudah tidak ada lagi.
- Mulai dari sini, saya dapat melihat apa yang saya inginkan. Otak saya mulai berfikir apa yang saya harus capai dan bagaimana mencapainya dengan menyenangkan. Dan saya mulai mengerjakan langkah-langkah yang sudah saya siapkan.
Selamat mencoba, Anda punya cara lain? Beri tahu saya ya.