Pernyataan Finansial

Hal yang biasa terjadi di perusahaan baru adalah sulit mengambil keputusan, ada masalah bingung bangaimana memecahkannya, perasaan ingin maju dan ingin serba wah menjadi pembicaraan sehari-hari. Tentu saja ini terjadi, karena betapa susahnya memulai sebuah usaha. Lalu sekarang usaha sudah mulai jalan, omzet mulai berputar, kita di hadapkan dengan masalah-masalah lain.

Sebenarnya kita masih ada di sebuah jalan yang banyak batu-batu kerikilnya sehingga masalah kecil dan masalah besar bisa menghadang kita.

Banyak dari pengusaha menggunakan nalarnya dalam berbisnis, ini sah-sah saja. Tapi untuk orang yang masih baru dan masih kurang pengalaman, hanya dengan menggunakan nalar saja sangat beresiko. Sebenarnya masih ada perangkat yang bisa kita gunakan untuk membantu mengambil keputusan. Yaitu pernyataan finansial. Apalagi tuh pernyataan finansial. Sebenarnya itu terjemahannya financial statement.

Banyak orang keliru persepsi tentang pembukuan. Pembukuan memang dibutuhkan untuk mengingat-ingat kembali transaksi kita. Dan saya maklum sebagian besar menggunakan pembukuan hanya untuk hal tersebut saja. Pembukuan merupakan hal yang merepotkan dan susah, meski buat seorang akuntan yang sudah berpengalaman dan memang sudah belajar hal tersebut sejak lama.

Namun hal itu tidak terlampau susah di zaman sekarang, banyak perangkat lunak (software) yang dapat di gunakan untuk membantu kita menghitung angka-angka tersebut sekaligus melakukan pembukuan. Tapi toh itu hanya digunakan menampilkan angkanya. Tidak heran perusahaan-perusahaan ini walaupun menggunakan komputer, tetapi tetap saja tidak menggunakan data ini sebagai hal yang membantu membuat keputusan.

Bagaimana kita bereaksi terhadap angka, itulah yang utama.

ada cerita tentang perusahaan multi-million dollar bangkrut karena lupa pada prinsip utama ini.

  • setelah di teliti ternyata memang rasio hutang, pengembalian dan cashflow nya sudah lama tidak benar.
  • pembelian ke supplier cash, penjualan ke customer kredit tapi tidak ada monitoring rasio keduanya.
  • Piutang terlampau banyak dan macet.
  • Gaya marketing perusahaan terlampau mewah dan tidak sebanding dengan income.
  • Uang terlampau banyak tertanam di proyek "bergengsi"

Di tangan orang bisnis yang mempunyai pengalaman, financial statement dapat menjadi seperti "denyut jantung pasien di tangan dokter". Sang dokter dapat mengetahui sakit atau tidaknya pasien.

Disinilah fungsi utama financial statement itu. Mengetahui sehat atau tidaknya perusahaan. Inilah yang di perlukan dari business man. Tentunya kita semua ingin tahu berapa kita buat untung tahun ini, tapi bukan hanya itu.. Angka - angka itulah yang menuntun kita untuk membuat strategi dan taktik yang akan kita gunakan sekarang. Dan membaca biografi-biografi business man yang sukses, mereka adalah orang-orang yang langsung 'mengukir' financial statementnya. Mereka semua punya visi bagaimana financial statementnya. Dan mereka bereaksi dan ber'-AKSI terhadap financial statement secara aktif.

Jadi cobalah mulai semuanya di buat, neraca laba rugi, balance sheet, dan cash flow.. pasti mulai asik.

Buku menarik: how to read a financial report

 

salam angka,

Irza Pulungan

yang mulai tutup buku

Mission statement

Yeeha

Kadang kita terlalu ringan menilai visi dan misi dalam satu perusahaan, sepertinya tanpa statement yang harus di tulis, di ukir, toh perusahaan jalan kan?.. warung pinggir jalan toh bisa jadi bisnis tanpa harus punya visi dan misi.

Hal itulah yang paling sering saya temui, ketika membuat usaha baru atau project baru, jarang ada yang mau memikirkan, ada yang mau, tapi lebih banyak yang tidak.

Sebenarnya menetapkan misi dan visi ini seperti menentukan arah dan secara perlahan apa yang kita tetapkan itu akan membentuk jalan kita. Visi dan misi ini bisa di ibaratkan cita-cita.

Ketika saya kecil kayaknya banyak banget cita-citanya.. sepertinya setiap melihat pekerjaan yang menarik dan seru.. langsung pengen jadi seperti yang di lihat. Nonton ada pemadam kebakaran di TV langsung pengen jadi fireman, nonton film perang langsung pengen jadi pilot.

Tapi yang sebenarnya terjadi sampai perjalanan dari sma ke kuliah pun saya masih ragu dengan cita-cita saya sendiri, lebih tepatnya masih bingung apa yang benar-benar di inginkan. Waktu dan kehidupan pun lalu memolesnya ikut menentukan jalan kita dan membentuk semua cita-cita kita. Tapi benarkah itu? Seharusnya kah itu terjadi?

Waktu, fakta, dan kenyataan hidup tidak bisa di hindari, yang bisa kita setel adalah mindset kita. Memperkenalkan, mengembangkan thibbun nabawi dan mencoba mengangkatnya menjadi no. 1 adalah salah satu dari cita-cita saya sekarang, tapi kenyataannya jualan produknya lebih menguntungkan tanpa harus meluaskan ilmunya. Itu fakta sekarang yang ada.

Mudahnya ,ya.. cash tetap bisa muter tanpa harus repot-repot mengembangkan, meluaskan ilmu pengetahuan.. dll, dll.. Jualannya lebih keliatan profitnya. Nah kalo udah gitu gimana? Kalo visi misinya aja di rubah? Menjadi penjual yang terhebat, menjadi penyalur madu yang terhebat? ya sah-sah aja.. wong itu cita-citanya kok protes? emang salah kalo ada orang pengen jadi tukang sapu? asal halal aja kan gak papa.

Nah kalo udah gini sih menurut saya semuanya balik ke owner dari perusahaan itu. Kalau saya tanya ke pemilik bisnis lain biasanya mereka menjawab "ya.. lihat aja nanti arahnya kemana.", gimana mau mengarahkan karyawannya kalau ownernya aja nggak tau mau kemana. Yang megang kendali alias supirnya aja masih bingung mau kemana. Gimana mobilnya mau nyampai tujuan?

Coba lah mulai dari sekarang kita mantapkan kembali cita-cita kita, gambarkan secara mental di benak kita.. seperti apa arah yang kita inginkan.. apa yang ingin kita capai. Semakin jelas gambarnya sebenarnya semakin mudah jalannya karena arahnya yang sudah jelas. Semakin buram gambarnya, semakin kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apa yang benar-benar kita inginkan. Nanti itu semua menentukan apa yang harus anda perbuat.

 

Ass.wr.wb

Irza,

yg bercita-cita mengembangkan thibbun nabawi di greenatura

Suka halaman ini?
Berbagilah dengan teman anda!
Facebook, Twitter, Google dan lain-lain.
Bookmark and Share